PDM Kabupaten Jember - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Jember
.: Home > Artikel

Homepage

Catatan Khutbah Idul Fitri Drs. H. Agus Purwanto, M.Si., M.Sc., D.Sc.: INDIKATOR SEDERHANA BERHASIL TIDAKNYA PUASA

.: Home > Artikel > PDM
08 Juli 2016 06:50 WIB
Dibaca: 2074
Penulis : Drs. H. Agus Purwanto, M.Si., M.Sc., D.Sc.

foto: elevateideas.com

 

 

Catatan Khutbah Idul Fitri 1437

di Area GOR Kaliwates Jember

 

 

 

Ramadhan mentransformasi iman menjadi taqwa
di dalam Ihya Ulumuddin, al-Ghazali menyitir hadis 
al-imaanu aryan,
walibasuhut taqwa,
wazinatuhul haya'

 

ibarat manusia,
level iman itu level telanjang,
bajunya takwa, dan hiasannya malu.
kita pun mengalami, kita lebih suka berpakaian bahkan dengan berbagai model dan hiasannya
tidak cukup sekedar baju koko
tidak cukup sekedar kerudung
tidak cukup sekedar celana
tidak cukup
beragama pun tidak cukup hanya dengan boleh tidak boleh oleh fikih
tetapi harus dilengkapi dengan akhlak, adab dan kearifan
bagi orang beragama level fiqih
melihat lampu hijau main tancap saja,
andai ada orang nyelonong dari arah simpang yg lampunya merah dan tertabrak, dia tetap merasa benar
dan memang benar 
tetapi orang bijak tahu, bahwa tingkat pendidikan masyarakat masih rendah,
banyak yang belum sadar hukum
maka pegas pun dilemahkan ketika di perempatan
meski menabrak orang nyelonong itu benar, dia tidak ingin itu terjadi
dia kurangi kecepatan sehingga ketika ada orang nyelonong masih sempat ngerem atau menghindar,
tindakannya tidak hanya benar tetapi juga beradab, berakhlak
ia malu jika perilakunya sama dengan orangg yang suka merasa benar sendiri

 

malu, malu dan malu

 

Rasul SAW pun telah mencontohkan
beliau mengijinkan umatnya menerima shadaqah tetapi beliau sendiri dan keluarganya tidak mau menerima shadaqah

 

jika derajat dan maqam taqwa telah didapat maka jalan keluar serta rejeki yg takterduga akan datang
tetapi sayang,
yang datang tak terduga adalah bom
bom Solo
bom Madinah,
bom Qatif,
bom Istanbul
dan beberapa bom lagi sebelumnya

 

bom jelas bukan rejeki
tetapi fitnah yang keji
bom bukanlah berkah
tetapi musibah yang parah
bom bukan jalan keluar
tetapi tindakan mungkar dan makar

 

taqwa belum kegapai?
bisa jadi
mari kita lihat hasil penelitian sosiolog Universitas Harvard, William Amburst
yang dilakukan di beberapa negeri muslim dalam bulan Ramadhan
kesimpulannya
"Ramadhan is the most important business period"
alih-alih menahan diri dari nafsu dan kecenderungan materialis
di bulan suci Ramadhan nafsu berbelanja orang Islam justru meningkat tajam,
nafsu berbelanja justru lepas tanpa kendali bahkan mendapat pembenaran, hanya setahun sekali
jadi, bulan suci Ramadhan malah menjadi bulan pelampiasan
jadi, ...berhasil atau tidak?

 

taqwa umumnya dikaitkan dengan jiwa
padahal Islam itu agama sempurna
tidak saja perhatian pada akhirat tetapi juga dunia
tidak hanya membincang alam gaib
tetapi juga dunia yang carut marut
tidak sekedar bahas perhitungan dan qadha qadar
tetapi juga rekayasa peradaban profetik
dus, taqwa mestinya juga berimbas pada fisik

 

yang dirasakan oleh semua dari puasa
adalah menahan lapar dan dahaga
menahan yang itu hanya dialami orang dewasa, itupun yang tidak jomblo
makan dan minum simbol utama puasa
makan dan minum adalah kebutuhan utama manusia
Islam sebagai agama fitrah tentu tidak akan lalai pada hal primer ini

 

orang Islam yang kuat lebih disukai daripada orang islam yang lemah,
clear,
sejarah menyatakan Rasul SAW pernah berdoa agar satu dari dua Umar masuk Islam,
dan begitu Umar ibnu Khattab bersyahadat,
Islam seperti mendapat darah segar,
sosok jagoan yang disegani kawan dan lawan mengubah pola dakwah

 

agar kuat orang harus sehat,
agar sehat orang harus sadar pola hidup dan pola makan
"falyandhuril insaanu ila thaa'mihi"
maka hendaknya setiap orang memperhatikan makanannya,
demikian Al-Qur'an surat Abasa 80:24

 

muslim harus sadar dan care pola makan dan jenis makanannya
sayangnya,
banyak muslim salah faham
dikiranya jika dekat dengan Tuhan maka Tuhan otomatis menjaga fisiknya,
padahal ...
Tuhan mengikat fisik manusia dengan hukum ruang-waktu,
hukum alam.

 

manusia harus memperhatikan makanannya,
sayang manusia sering lalai
kelalaian ini mempunyai dua bentuk
pertama, 
abai, lupa dan terlambat makan
kedua,
dikit-dikit atau sebentar-sebentar makan padahal belum lapar
keduanya merupakan kedzaliman atas tubuh

 

sering lalai dan terlambat makan nyebabkan maag, lever dan kuning yang berujung pada kematian 
banyak juru dakwah meninggal di usia yang relatif muda

 

ujung ekstrim abai dan terlambat makan adalah ekstrim banyak makan
kegemukan, obesitas bentuknya
gerak menjadi lamban
hipertensi, stroke dan jantung merupakan proses lanjutannya
muaranya mati lebih awal

 

bentuk lain abai pola makan adalah suka ngemil khususnya jelang tidur
yang dikemil pun gorengan
akibatnya perut 'berkemajuan'
perut buncit

 

orang Jawa memberi makna berbeda,
menantunya yang bekerja di luar kota dalam waktu tiga bulan perutnya mulai buncit
sang mertua gembira dan berkata bahwa
menantunya telah makmur
dus,
perut buncit pertanda makmur

 

pandangan yang perlu dikoreksi
perut buncit itu gudang penyakit
perut buncit itu akibat pola hidup dan pola makan yang salah,
perut buncit terjadi karena suka ngemil terlebih gorengan jelang tidur



organ tubuh orang tidur tidak bekerja
maka makanan yang masuk tidak diproses, tidak diolah
dan jadilah sampah yang menumpuk dan membuncitkan perut
ditambah kurang gerak,
tidak berolah raga
selain gudang penyakit, 
tubuh berperut buncit juga tampak tidak keren

 

selain gorengan,
makanan atau minuman yang harus dihindari adalah makanan dan minuman buatan 
soft drink harus dikurangi, tidak boleh dibiasakan
makan di warung sebaiknya tidak dibiasakan
makanan warung memang sedap,
karena biasanya diberi bumbuu ekstra yang jika seseorang mengonsumsi terus menerus melalui pembiasaan bisa menyebabkan asam urat, kolesterol, diabetes

 

ketika puasa orang harus menahan diri
untuk tidak makan dan minum sejak fajar sampai matahari terbenam
dus normalnya jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang
ditambah aktivitas beribadah baik di siang maupun malam hari 
maka berat badan pun niscaya berkurang
sehingga, jika ada orang berpuasa tetapi ketika Ramadhan berakhir dan menimbang badan diperoleh berat badan bertambah,
pastikan ada sesuatu yang salah
pastikan bahwa puasanya gagal
inilah indikator sederhana berhasil tidaknya puasa
alihh menahan diri dari nafsu makan dan minum, di bulan Ramadhan justru menjadi waktu menuruti nafsu makan dan minum yang tidak pernah dikonsumsi pada bulann di luar Ramadhan
nau'dzu billah, tsumma nau'dzu billah

 

Allahu Akbar Allahu Akbar
walillaahilhamdu

 

Taqabbalallaahu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum.

 

===============================

 

*) Agus Purwanto / Gus_Pur

Setengah Madura
Dosen Fisika FMIPA ITS
Penulis buku bestseller Ayat-Ayat Semesta 
Pendiri Pesantren Sains Trensains

 

**) Sumber Catatan Khutbah: Broadcast sang penulis di media sosial Whatsapp (red./super-adm)


Tags: KhutbahIdulFitri , Drs.H.AgusPurwanto , M.Si. , M.Sc. , D.Sc.

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website